Jumat, 25 Februari 2011

Windows Ngadat

kadang-kadang suka ngeselin kalo gak mau booting windows padahal perangkat gak rusak.langsung aje gak pake mikir Ini adalah 10 cara yang dapat anda coba jika hal ini terjadi pada anda:

1. Gunakan Windows Startup Disk
Salah satu hal pertama yang harus anda cari adalah Windows startup disk. Floppy disk ini akan sangat berguna jika masalahnya terletak pada file yang digunakan OS untuk memulai Windows yang ternyata rusak.

Untuk membuat sebuah startup disk, masukkan sebuah floppy disk pada komputer lain yang Windows XP-nya berfungsi dengan baik, buka My Computer, klik kanan pada icon floppy disk dan pilih Format. Pada dialog box Format, jangan ubah settingnya dan klik Start. Setelah selesai diformat tutp dialog box Format dan kembali ke My Computer. Dobel klik ikon drive C utuk masuk ke root directory dan kopi ketiga file ini ke floppy disk.

1. Boot.ini
2. NTLDR
3. Ntdetect.com

Setelah anda selesai membuat Windows startup disk, masukkan floppy disk ini ke floppy drive komputer yang Windows XP-nya ingin diperbaiki dan tekan [CTRL][Alt][Delete] untuk me-reboot komputer.

2. Gunakan Fitur “Last Known Good Configuration”
Anda juga bisa mencoba melakukan boot dengan fitur Last known Good Configuration. Fitur ini menggantikan konten dari CurrentControlSet registry key dengan sebuah backup copy yang terakhir kali digunakan untuk memulai OS dengan baik.

Restart komputer anda dengan menekan [Ctrl][Alt][Delete], ketika anda melihat tulisan ?Please select the operating system to start? atau terdengar bunyi beep, segera tekan [F8] untuk menampilkan menu Windows Advanced Options. Pilih Last Known Good Configuration dari menu dan tekan [Enter]. Harus diingat bahwa anda cukup mencobanya sekali saja, dengan kata lain jika cara ini tidak menghidupkan kembali Windows XP anda berarti backupcopynya juga telah korup.

3. Gunakan System Restore
System Restore adalah sebuah aplikasi yang terus mengawasi perubahan pada komponen penting sistem. Ketika suatu perubahan penting dilakukan, System Restore akan membuat backup copy yang disebut restore points dari komponen penting sistem sesaat sebelum perubahan itu dilakukan. Konfigurasi default dari System Restore adalah membuat restore points setiap 24 jam.

Restart komputer anda dengan menekan [Ctrl][Alt][Delete], ketika anda melihat tulisan ?Please select the operating system to start? atau terdengar bunyi beep, segera tekan [F8] untuk menampilkan menu Windows Advanced Options. Pilih Safe Mode dan tekan [Enter]
Setelah Windows XP masuk ke Safe Mode, klik Start, pilih All Programs | Accessories | System Tools dan pilih System Restore. Karena anda sedang dalam Safe Mode maka pilihan yang tersedia hanya Restore My Computer To An Earlier Time, jadi klik Next dan ikuti prosedur wizard-nya.

4. Gunakan Recovery Console
Jika kerusakannya ternyata cukup parah maka anda harus menggunakan CD Windows XP untuk mengakses sebuah tool yang dinamakan Recovery Console.



Masukkan CD Windows XP dan tekan [Ctrl][Alt][Delete]. Setelah sistemnya melakukan boot dari CD (setting BIOS dan set agar boot dari CD terlebih dahulu), maka cukup ikuti langkah-langkahnya untuk menjalankan file-file yang dibutuhkan untuk Setup. Ketika anda melihat layar Welcome To Setup seperti di Gambar A, tekan R untuk memulai Recovery Console



Kemudian muncul menu Recovery Console, seperti pada Gambar B. Menu ini menampilkan folder yang berisi file-file OS dan meminta anda untuk memilih OS yang ingin anda akses. Cukup tekan angkanya dan anda akan diminta untuk memasukkan password adminstrator. Anda kemudian akan dibawa ke prompt Recovery Console.

5. Memperbaiki Boot.ini Yang Rusak
Pada saat OS Windows XP mulai berjalan, program Ntldr melihat file Boot.ini untuk menntukan dimana file-file OS berada dan opsi mana yang harus diambil sementara OS terus berjalan. Jadi jika file Boot.ini bermasalah maka Windows XP tidak akand dapat melakukan boot dengan benar.

Jika anda mencurigai bahwa Windows XP anda tidak bisa boot karena file Boot.ini yang rusak, maka anda bisa menggunakan versi khusus Recovery Console dari tool Bootcfg. Tentu saja anda harus terlebih daulu melakukan boot pada sistem anda dengan CD Windows XP dan mengakses Recovery Console seperti pada cara nomor 4.

Untuk menggunakan tool Bootcfg, dari coomand prompt Recovery Console ketik

Bootcfg /parameter

Gantilah /parameter dengan salah satu parameter dibawah ini
/Add — Memindai disk untuk semua instalasi Windows dan memperbolehkan anda untuk menambahkan yang baru pada file Boot.ini
/Scan — Memindai disk untuk semua instalasi Windows
/List — Daftar setiap entry pada file Boot.ini
/Rebuild — Membuat kembali file Boot.ini secara total dimana pengguna harus mengkonfirmasi setiap langkahnya.
/Redirect — Mengalihkan proses boot ke sebuah port ketika menggunakan fitur Headless Administration. Redirect parameter-nya membutuhkan dua parameter, [Port Baudrate] | [UseBiosSettings].
/Disableredirect — Mematikan pengalihan.

6. Memperbaiki Partition Boot Sector Yang Rusak
Partition boot sector adalah bagian kecil dari partisi hard disk yang berisi informasi tentang system file OS (NTFS atau FAT32), sebuah program bahasa mesin yang krusial untuk membantu menjalankan OS.

Jika anda mencurigai bahwa Windows XP anda tidak bisa melakukan boot karena partition boot sector yang rusak, maka anda bisa menggunakan sebuah tool Recovery Console khusus yang disebut Fixboot. Lakukan boot dengan CD Windows XP untuk mengakses Recovery Console seperti pada cara nomor 4.

Untuk menggunakan tool Fixboot , pada command prompt Recovery Console ketik:

Fixboot [drive]:

Dimana [drive] adalah huruf dari drive yang ingin anda perbaiki partition boot sector-nya.

7. Memperbaiki Master Boot Record Yang Rusak
Master boot record bertanggungjawab untuk memulai prosedur boot Windows, didalamnya terdapat master boot code yang berfungsi untuk mencari partisi aktif atau bootable pada partition table. Jika master boot record mengalami kerusakan maka partition boot sector tidak akan bekerja dan Windows tidak akan bisa boot.

Jika anda mencurigai bahwa Windows XP anda tidak bisa melakukan boot karena master boot record yang rusak, maka anda bisa menggunakan sebuah tool Recovery Console yang disebut Fixmbr. Lakukan boot dengan CD Windows XP untuk mengakses Recovery Console seperti pada cara nomor 4.

Untuk menggunakan tool Fixmbr, pada command prompt Recovery Console ketik:

Fixmbr [device_name]

Dimana [device_name] adalah device pathname untuk drive yang ingin anda perbaiki master boot recoed-nya. Contoh device pathname untuk drive C:

\Device\HardDisk0

8. Mematikan Automatic Restart
Ketika Windows XP mengalami fatal error, maka default setting untuk mengatasi error tersebut adalah dengan otomatis melakukan reboot pada system. Jika error tersebut terjadi pada saat Windows XP sedang melakukan boot, maka OS akan terjebak untuk terus menerus melakukan reboot. Jika hal ini terjadi, maka anda harus menonaktifkan pilihan Automatic Restart On System Failure.

Ketika Windows XP mulai melakukan boot dan anda melihat tulisan ?Please select the operating system to start? atau terdengar bunyi beep, segera tekan [F8] untuk menampilkan menu Windows Advanced Options. Pilih Disable The Automatic Restart On System Failure dan tekan [Enter]. Windows XP akan berhenti ketika mengalami error dan mungkin akan menampilkan pesan yang dapat anda gunakan untuk mendiagnosa masalahnya.

9. Memulihkan Dari Backup
Jika kelihatannya anda tidak bisa memperbaiki sistem Windows XP anda yang tidak bisa boot dan anda memiliki backup yang belum terlalu lama, maka anda bisa memulihkan sistemnya dari backup tersebut. Metode yang harus digunakan untuk memulihkan sistemnya tergantung dari backup utility apa yang anda gunakan, jadi anda harus mengikuti instruksi utility tersebut dalam melakukan pemulihan sistem.

10. Melakukan Upgrade
Jika anda tidak bisa memperbaiki sistem Windows XP yang tidak bisa boot dan anda tidak memiliki backup, maka anda bisa melakukan upgrade. Hal ini akan me-reinstall Ps ke folder yang sama, seperti anda emngupgrade dari suatu versi Windows ke versi lainnya. Sebuah upgrade biasanya akan menyelesaikan semua atau sebagian besar masalah boot pada Windows.

Masukkan CD Windows XP anda, lakukan restart dan boot dari CD tersebut. Anda akan melihat layar Windows XP Setup (seperti pada gambar A). Tekan [Enter] untuk memulai prosedur Windows XP Setup. Anda akan melihat halaman License Agreement dan tekanlah [F8] untuk menyetujuinya. Setup kemudian akan memindai hard disk untuk mencari instalasi Windows XP yang sebelumnya. Ketika ia menemukannya, anda akan melihat layar Windows XP Setup yang kedua seperti pada gambar C.

Layar ini akan meminta anda untuk menekan R untuk memperbaiki instalasi yang dipilih atau [Esc] untuk menginstall kopi Windows XP yang baru. Dalam kasus ini, melakukan perbaikan pada Windows XP akan sama saja dengan melakukan upgrade, jadi anda harus menekan R. Setup kemudian akan memeriksa disk drive pada sistem dan mulai melakukan upgrade.

Ingatlah bahwa setelah anda melakukan upgrade atau perbaikan instalasi maka anda harus menginstall ulang semua update Windows.

Jumat, 28 Januari 2011

Windows Arabic

totorial ini penulis tulis karena banyak dari teman-teman yang punya masalah ketika di pc/laptop mereka di pasang maktabah syamila, setelah di install ternyata tulisan yang tampil kotak-kotak tidak muncul tulisan arabnya............
jadi memang default install windows umumnya hanya install bahasa inggris saja sehingga kalau kita pengin nambah bahasa ya perlu settingan tambahan. berikut tutorialnya....:

Langkah 1
Siapkan dahulu CD Installer Windows XP Kemudian install Bahasa, dengan langkah sbb :
Control panel > Regional and Language Options
Klik tab "Languages"
Check checkbox "Install files for complex script and right to left language (including Thai)". Jika ada kotak dialog pilih aja OK.
Klik tombol "OK", jika diminta untuk memasukkan CD installer Windows XP. Masukkan aja.
Restart Komputer



Langkah 2
Kemudian mengaktifkan keyboard Arabic
1. Buka Control panel --> Regional and Language Options
2. Klik tab "Languages", kemudian klik tombol "Details..."
3. Klik tombol "Add" dan pilih input language: Arabic (Saudi Arabia), kemudian OK.


Perhatikan pada box Installed Services sekarang ada tambahan AR Arabic (Saudi Arabia) atau di sebelah kiri Systray sekarang ada Language bar, yang mana bisa kita switch antara keyboard EN (English) dan AR (Arabic). Sekarang kita sudah bisa menulis arabic dengan aplikasi apapun ketika languagenya kita set ke arabic. Bisa dengan notepad, OpenOffice Write, CorelDraw,bahkan ke dalam kotak content seperti sekarang ini.

Langkah 3
Selanjutanya kita buka Microsoft Word, Klik Tools --> Costumize, Klik Tab "Command" Pilih Kategori "Format" Cari Icon "Keyboard Language" dan drag n drop ke deretan menu toolbar pada MS. Word.



Semoga Anda Berhasil, tapi kalau masih bingung juga !, bisa tanya lebih lanjut disini. he...he..he...

Kamis, 27 Januari 2011

Analisis Kalam

menurut penulis tentang kalam,;
  • kalam adalah kalimat yang tersusun dengan memberikan faedah secara sempurna.
  • rukun dari jumlah adalah adanya mahkum bih dan mahkum alaih.
dari dua dasar di atas penulis mebuat kesimpulan bahwa fi'il mutaaddy yang belum menyebutkan maf'ul bihnya tetap sudah dinamakan kalam. karena definisi kalam yang sudah disebutkan diatas secara umum dalam artian memberikan faedah di situ tidak menyebutkan kalau fi'ilnya mutaaddy harus menyebutkankan maf'ulnya. sebab kalau dikatakan masih butuh pertanyaan lagi fi'il lazim pun meski sudah menuturkan fa'ilnya juga masih bisa dibuatkan pertanyaan.
sedangkan maful bih sendiri statusnya adalah fudhlah yang mana kalau tidak dibutuhkan bisa dibuang.
kesimpulan akhir fi'il mutaaddy meskipun tidak menybutkan maf'ul bihnya bisa dinamakan kalam.



by.....by/////by

Selasa, 25 Januari 2011

i'rob


i'rab adalah perubahan akhir kalimat(kata:red) karena adanya amil masuk yang berbeda-beda
inilah bahasa simplenya:










i'rab ada empat macam
1. rofa'
2. nashob
3. khofadz/ jer
4. jazam
namun empat macam i'rab di atas tidak semuanya bisa masuk pada kalimat isim/ atau fi'il. hanya tiga dari empat macam i'rab yang bisa masuk kedalam dua kalimat di atas.
a. fi'il; i'rab yang bisa masuk hanya i'rob rofa', nashob dan jazem. sedangkan i'rab jer tidak bisa masuk.
b. isim; i'rab yang bisa masuk hanya i'rab Rofa', Nashob dan Jer. sedangkan i'rab Jazem tidak bisa masuk pada kalimat isim.

Kamis, 20 Januari 2011

ISTILAH-ISTILAH ILMU SHOROF

A. ISTILAH-ISTILAH ILMU SHOROF

a. Shorof : ilmu usul (kaidah-kaidah) untuk mengetahui bentuk-bentuk kalimat bahasa arab (Sighat, Bina, Waqi’, dll) tanpa memandang kalimat tersebut mabni atau mu’rob. Seperti bentuk Tatsniyah, Jama’, Tasghir, Nasab dan I’lal. Bisa masuk dalam kalimat Isim Mutamakkin dan kalimat Fi’il tidak dalam kalimat huruf.([1])

b. Tasrif : perpindahan satu bentuk kebentuk yang lain untuk menghasilkan makna yang diinginkan. Seperti perpindahan bentuk Masdar kebentuk Fi’il Madhi, Fi’il Mudhori’, Fi’il Amr, Isim Fa’il, Isim Maf’ul, dan lain-lain.

c. Wazan : sesuatu (lafadz) yang di jadikan perbandingan, yang berharakat dengan huruf yang berharakat, yang sukun dengan yang sukun serta memandang huruf asal dari fa’, ‘ain dan lam fi’il. Kemudian ulam ahli shorof membuat suatu tolok ukur dalam fi’il Tsulatsi dengan lafadz فعل dan dalam Fi’il Ruba’i dengan lafadz فعلل . sehingga setiap lafadz yang tempatnya sejajar dengan huruf fa’disebut fa’ fi’il, yang tempatnya sejajar dengan huruf ‘ain disebut ‘ain fi’il dan yang sejajar dengan huruf lam disebut lam fi’il. Dan dalam fi’ilruba’I huruf yang sejajar dengan huruf lam yang kedua disebut lam fi’il yang kedua.

d. Muthobaqoh : lafadz yang disebutkan dalam kitab Amtsilah Tasrifiyah yang disesuaikan terhadap lafadz yang ditanyakan wazan, bina’, bab dan sighatnya.contoh seperti lafadz فعل namanya wazan, lafadz ضرب namanya mauzun (muthobaqoh) dan lafadz جلس yang disesuaikan dengan lafadz ضرب yang disebutkan dalam kitab Amtislah Tasrifiyah.

e. Bina’ : bentuk kalimat yang ditinjau dari segi huruf, harakat dan sukunnya. Adapun bagian-bagiannya silahkan dirujuk dalam kitab Qowa’idul I’lal.

f. Sighat : bentuk kalimat ditinjau dari segi maknanya, dan jumlahnya ada sepuluh macam:

1. Fi’il Madhi : lafadz yang menunjukan arti (dalam asal cetaknya) hasilnya(selesainya) suatu pekerjaan sebelum di kabarkan, seperti contoh kalimat : قرأ زيد الكتاب artinya pekerjaan membaca kitab telah selesai sebelum kalimat tersebut diucapkan. Adapun yang dimaksud dalam asal cetaknya yaitu; membuat lafadz tersebut sebagai suatu yang kongkrit dari suatu makna (abstrak).

2. Fi’il Mudhori’ : lafadz yang menunjukan arti (dalam asal cetaknya) hasilnya (selesainya) suatu pekerjaan ketika di kabarkan atau setelahnya, seperti contoh kalimat : يتعلّم زيد الآن artinya pekerjaan belajar sedang dilakukan, dan kalimat : يعلّم زيد غدا artinya pekerjaan mengjar akan dilakukan besok.

3. Masdar : lafadz yang menunjukan arti hadats tanpa disertai dengan zaman, dan ada dua macam; masdar mim yaitu masdar yang diawali dengan huruf mim ziyadah (tambahan) selain wazan مفاعلة ,seperti lafadz منصرا dan berbentuk qiyasi. Dan masdar ghoiru mim yaitu masdar yang tidak diawali dengan huruf min ziyadah, seperti lafadz نصرا dan berbentuk sima’I tidak ada kaidahnya kalau dari fi’il tsulatsi. Adapun yang dimaksud dengan arti hadats yaitu arti yang menetap pada yang lain.

4. Isim Fa’il : lafadz yang menunjukan arti subjek suatu pekerjaan, seperti lafadz كاتب artinya yang melakukan pekerjaan.

5. Isim Maf’ul : lafadz yang menunjukan arti objek suatu pekerjaan, seperti lafadz مكتوب artinya yang tertulis.

6. Fi’il Amr : lafadz yang menunjukan arti tuntutan melakukan pekerjaan, sepertilafadz اقرأ بسم ربك artinya tututan membaca dengan menyebut nama tuhanmu.

7. Fi’il Nahi : lafadz yang menunjukan arti tuntutan meninggalkan pekerjaan, seperti lafadz لا تنم artinya tuntutan untuk tidak tidur.

8. Isim Zaman : lafad yang menunjukan arti waktu hasilnya pekerjaan, seperti lafadz مرمى artinya waktu melakukan pelemparan.

9. Isim Makan : lafad yang menunjukan arti tempat hasilnya pekerjaan, seperti lafadz مرمى artinya tempat melakukan pelemparan.

10. Isim Alat : lafadz yang menunjukan arti perangkat (alat) suatu pekerjaan, seperti lafadz مفتاح artinya perangkat (alat) pembuka.

g. Asal-usul kalimat : dalam masalah ini terjadi perbedaan pendapat antara ulama Bashrah dan Kufa.

Menurut ulama Bashrah : asal-usul kalimat dari masdar, karena masdar adalah kalimat isim, dan kalimat isim tidak membutuhkan kalimat fi’il untuk memberikan faidah arti, serta kefahaman dari kalimat isim cuma satu berbeda dengan kalimat fi’il yang kefahamannya berbilang (lebih dari satu) karena memiliki arti hadats dan disertai zaman. Oleh karena itu yang satu lebih dulu daripada yang berbilang.

Menurut ulama Kufa : asal-usul kalimat dari fi’il, karena ada atau tidak adanya I’lalnya fi’il menentukan ter-i’lalnya masdar.contoh adanya I’lal dalam fi’il yang menentukan teri’lalnya masdar seperti lafadz وعد يعد عدة lafadz وعد dalam fi’il mudhori’nya di I’lal dengan membuang huruf illat sehingga dalam masdarnyapun juga dii’lal. Conto tidak adanya I’lal dalamfi’il yang menentukan masdar tidak di I’lal, seperti lafadz وجل يوجل وجلا lafadz وجل dalam fi’il mudhori’nya tidak di I’lal sehingga dalam masdarnyapun juga tidak di I’lal. Peredaran tersebut menunjukan atas ke-asalannya kalimat fi’il.



[1] Adapun peletak pertama kali ilmu shorof dalam penysunan keilmuan yang tersendiri ialah ; al imam Abu Muslim al Hiro’.

Refleksi

مَنْ فَاتَهُ الصَّرْفُ فَذَاكَ الْخَرَسُ * وَفَـهْمُهُ فِى كُلِّ عِلْمٍ مُفْلِسُ

وَقَدْرُهُ بَيْنَ الْوَرَى مَوْضُـوْعُ * وَإِنْ يُنَاظِر فَهُوَ الْـمَقْطُوْعُ

لاَ يُهْتَدَى لِـحِكْمَةٍ فِى الذِّكْرِ * وَمَا لَهُ مَنْ غَامَضَ مِنْ فِـكْرِ

“Orang yang tidak menguasai ilmu shorof, maka ia bisu

Kefahamannya dalam setiap ilmu kerugian

Kemampuannya diantara makhluk nganggur

Kalau berdebat akan kalah

Ucapannya tidak diambil sebagai hikmah

Tidak ada orang yang mau berguru kepadanya”

“Kalau kalian berlayar tanpa biduk, mustahil sampai ketepian”

“kalau kalian punya senjata mustahil dapat kalian gunakan semestinya tanpa kau ketahui anak kuncinya”

“Kalau kalian susuri lorong-lorong gelap mustahil tak tersesat kalau tanpa lentera”

“kalau kalian hendak berlaga tanpa senjata itu bahaya”

“mustahil pula kalian rasakan nikmat-lezatnya buah-buahan bila langsung kau telan apalagi kalian campakkan, seperti mustahilnya keinginan kalian mendekap sang mawar tanpa mau terkena durinya”

“kalau kalian dirikan rumah, mustahil bisa tegak tanpa SOKO GURU yang menyanggah” (e-book: Nahwu Jurmiyah, Abdullah Hasan) ([1])

Dan apakah kalimatmu bisa tegak tanpa illmu ini ? . . . wahai pencari ilmu!. . . kalimatmu tidak dianggap sah tanpa ilmu ini seperti sholatmu tidak dianggap sah tanpa menutup aurat. wahai pencari ilmu!. . . Bisakah kalian bernafas sempurna tanpa hidung ? . . . Nonsen, itu tidak mungkin. Dan inilah hidung ilmumu, tanpa ini nafas ilmumu takkan sempurna, wahai pencari ilmu!. . . pernahkah kalian rasakan masakan tanpa garam ? . . . tentu tidak enak bukan!... yah, seperti itulah ilmumu tanpa ini, meski banyak namun tanpa rasa, apalagi cespleng, pasti tak akan, dijilatpun tak enak, apalagi ditelan, namun terserah kalian, kalianlah yang berhak menentukan, yang jelas aku bahagi jika kalian berhasil semua, dan aku berduka selaksa sesal jika kalian tak mendapat apa-apa . . .



[1] Dengan perubahan sedikit bahasa oleh penulis.

BAHTSUL MASA’IL FMPP I

HASIL KEPUTUSAN BAHTSUL MASA’IL FMPP I

SE KARESIDENAN KEDIRI

Di Pon. Pes. Al Falah Ploso Mojo Kediri

13 - 14 September 1995




1. Ada orang naik haji. Di tengah tengah menunaikan ibadah haji tersebut meninggal dunia. Biasanya hal yang seperti itu mendapat kembalian uang yang lebih dari aslinya.

Pertanyaan :

· Termasuk uang apakah itu ?

· Siapakah yang berhak menerimanya ?

· Kalau tidak diberikan, bolehkah ahli waris menuntutnya ?

Pon. Pes. Salafiyah Syafiiyyah

Gondang Tulungagung

Jawaban :

a. Termasuk santunan ( sesuai dengan istilah yang berlaku )

Referensi :

1. Al Bajuri juz 2 hal. 48 ( Darul Fikr )

2. Al Qolyubi juz 3 hal. 110 – 111 ( Daru Ihya’il Kutub Al Arobiyyah )

وعبارته :

1.حاشية الباجورى الجزء الثانى ص: 48 دار الفكر

( فصل فى أحكام الهبة ) وهى تطلق على ما يعم الصدقة والهدية والهبة ذات الأركان أى على معنى عام يشمل الثلاثة وهو تمليك تطوع فى حياة وعلى ما يقابل الصدقة والهدية أى على معنى خاص يقابلهما وهو تمليك تطوع فى حياة لا لإكرام ولا لأجل ثواب أو احتياج بإيجاب وقبول.

2. المحلى وحاشية القليوبى الجزء الثالث ص : 110-111 دار إحياء الكتب العربية

( وشرط الهبة ) أى لتتحقق ( إيجاب وقبول لفظا ) نحو وهبت لك هذا فيقول قبلت ( ولا يشترطان فى الهدية على الصحيح بل يكفى البعث من هذا والقبض من ذاك ) كما جرى عليه الناس فى الأعصار والمشترط قاسها على الهبة وحمل ما جرى عليه الناس على الاباحة ورد بتصرفهم فى المبعوث تصرف الملاك.

b. Yang berhak menerima adalah orang yang telah ditunjuk ( ditentukan ) oleh pihak penyantun. Dan kalau tidak ada ketentuan dari pihak penyantun, maka yang berhak menerima ditentukan melalui ketetapan ‘urfisy syar’i. ( Di dalam permasalahan ini adalah ahli waris ).

Referensi :

1. Al Qolyubi juz 3 hal. 114 ( Daru Ihya’il Kutub Al ‘Arobiyyah )

2. I’anatuth Tholibin juz 3 hal. 154 – 155 ( Darul Fikr )

3. Al Jamal ‘Alal Manhaj juz 3 hal. 601 ( Darul Fikr )

1.حاشية القليوبى الجزء الثالث ص : 114 دار إحياء الكتب العربية

( فرع ) جرت العادة لذوى الأفراح بحمل الهدايا إليهم ووضع نحو طاسة لوضع الدراهم فيها وإعطاء خادم الصوفية الدراهم ونحوها وحكم ذلك أن الملك لمن قصده الدافع من صاحب الفرح أو ابنه أو المزين مثلا أو الخادم أو الصوفية انفرادا وشركة وإلا فلآخذه لأنه المقصود عرفا أو عادة ومثل ذلك ما لو نذر شيئا لولى ميت فإن قصد تمليكه لغا أو تمليك خدمته مثلا فلهم وإلا صرف فى مصالح قبره إن كان وإلا فلمن جرت العادة بقصدهم عنده. اهـ

2.إعانة الطالبين الجزء الثالث ص: 155 دار الفكر

وإن أطلق كان ملكا لصاحب الفرح, يعطيه لمن يشاء. وبهذا يعلم أنه لا نظر هنا للعرف. أما مع قصد خلافه فواضح, وأما مع الإطلاق فلأن حمله على من ذكر - من الأب والخادم وصاحب الفرح - نظرا للغالب أن كلا من هؤلاء هو المقصود هو عرف الشرع, فيقدم على العرف المخالف له بخلاف ما ليس للشرع فيه عرف, فإنه تحكم فيه العادة. ومن ثم لو نذر لولى ميت بمال فإن قصد أنه يملكه لغا

c. Ahli waris tidak boleh menuntutnya. Sebab uang tersebut hakikatnya bukan uang kembalian. Melainkan hanya santunan ( hibah ).

CATATAN : Sebenarnya masih ada sisa ONH yang harus dikembalikan. Yaitu sebesar / senilai fasilitas yang belum dimanfaatkan oleh CJH.

Referensi :

1. Bughyatul Mustarsyidin hal. 165 ( Darul Fikr )

2. Al Qolyubi juz 3 hal. 133 – 134 ( Daru Ihya’il Kutub Al ‘Arobiyyah )

1. بغية المسترشدين ص: 165 دار الفكر

( مسئلة ى ) يصح الاستئجار لكل ما لا تجب له نية عبادة كان كأذان وتعليم قرآن وإن تعين وتجهيز ميت أو لا كغيره من العلوم تدريسا وإعادة بشرط تعيين المتعلم والقدر المتعلم من العلم وكالاصطياد ونحوه لا القضاء والامامة ولو فى نفل فما يعطاه الإمام على ذلك فمن باب الأرزاق والمسامحة فلو امتنع المعطى من إعطاء ما قرره لم تجز له المطالبة به

2. القليوبى الجزء الثالث ص : 133-134 دار احياء الكتب العربية

( تنبيه ) حاصل ما قاله شيخنا الرملى واعتمده شيخنا هنا كالإجارة أنه إن سلم العامل ووصل ما عمل فيه للمالك استحق الكل وإن تلف العامل فقط كعامل مات وسفينة غرقت وسلم حملها وجب القسط وإن سلم العامل فقط وتلف ما عمل فيه قبل تمام العمل فإن وقع مسلما بأن كان بحضرة المالك أو فى ملكه وظهر أثره على المحل وأمكن الإتمام عليه كالخياطة والتعليم والبناء استحق القسط أيضا وإلا بأن لم يقع مسلما للمالك بما مر أو لم يظهر أثره كجرة انكسرت أو لم يمكن الإتمام عليه كثوب أحرق بعد خياطة أو متعلم مات فى أثناء تعلمه فلا شىء للعامل كما تقدم فى الإجارة وفى شرح شيخنا كابن حجر استحقاق القسط فى هاتين الصورتين وهو مخالف لما مر فليراجع وليحرر ولو تلفا معا كسفينة غرقت بحملها فلا شىء للعامل أيضا والله أعلم.

2. Seringkali terjadi tuntutan masyarakat / karyawan pabrik tentang hak hak mereka dengan berbagai cara. Termasuk mengadakan unjuk rasa / demonstrasi dengan mogok makan. Dan mereka yakin bahwa unjuk rasa adalah satu satunya jalan untuk bisa terpenuhinya tuntutan mereka.

Pertanyaan :

a. Bagaimana hukum unjuk rasa / demonstrasi dengan cara tersebut di atas

b. Bagaimana sikap pihak yang dituntut apabila mengetahui bahwa si pengunjuk rasa tidak akan berhenti mogok makan bila tuntutannya tidak terpenuhi ?

Pon. Pes. Langitan

Langitan Widang Tuban

Jawaban :

a. Unjuk rasa ( upaya melahirkan rasa kekecewaan serta tuntutan hak ) apabila hak tersebut dibenarkan syara’,dan dengan cara yang juga dibenarkan syara’, hukumnya boleh dan bahkan bisa wajib. Adapun unjuk rasa dengan cara mogok makan itu diperbolehkan selama tidak sampai pada batas dloror(dampak negatif). Baik yang muhaqqoq(pasti terjadi) atau yang madznun (belum tentu ada).

b. Bagi pihak yang dituntut wajib memenuhi tuntutan tersebut apabila yang dituntut dibenarkan oleh syara’. Misal hasil kesepakatan antara manager dan karyawan Rp. 10.000,- dan dibayar kontan. Sedangkan pelaksanaannya tidak sesuai perjanjian.

Referensi :

1. Is’adurrofiq juz 2 hal. 139

2. Al Ihya’ Ulumuddin juz 2 hal. 347 – 348

3. Tafsir Al Qur’anil ‘Adzim juz 1 hal. 229

4. Al Majalisus Saniyah hal. 99

5. Tafsir Ibnu Katsir juz 1 hal. 229

6. Mafrohul Qulubil Mahzun hal. 63

1. إسعاد الرفيق ج:2 ص:139 الهداية

{ ومنها الوصال} ولو نفلا للنهى عنه وفسره فى المجموع بأن يصوم يومين فأكثر من غير تناول مطعوم عمدا والتعبير بمطعوم للغالب فالجماع يمنعه وليست العلة الضعف فقط وإلا لم تزل الحرمة بتناول قطرة ماء ليلا بل مع مراعاة أن ذلك من خصوصياته عليه الصلاة والسلام ففطن الناس عنه ولذا لو ترك غير الصائم الأكل يومين لم يحرم

2. المجالس السنية ص :99 طه فوترا

ولنذكر جملة من أنواع الظلم والضرر ليكون الشخص منها على حذر من ذلك المكس وأكل مال اليتيم والمماطلة بحق عليه مع قدرته على وفائه الى أن قال .... ومن الظلم والضرر أيضا عدم إيفاء الأجير حقه اهـ

3. التفسير لابن كثير ج :1 ص :229 شركة النور آسيا

{وأنفقوا فى سيبل الله ولا تلقوا بأيديكم الى التهلكة} وذلك أن رجالا كانوا يخرجون فى بعوث يبعثها رسول الله صلى الله عليه وسلم بغير نفقة فإما أن يقطع بهم وإما كانوا عيالا فأمرهم الله أن يستنفقوا مما رزقهم الله ولا يلقوا بأيديهم الى التهلكة والتهلكة أن يهلك الرجال من الجوع والعطش او من المشى اهـ

3. SOAL : Bagaimana hukumnya menanam ari ari ( masyimah ) dengan menyalakan lilin dan menaburkan bunga bunga di atasnya ?

Pon. Pes. Al Falah

Kedunglurah Trenggalek

Jawaban :

Perlu diketahui bahwa masyimah ada dua. 1. Masyimah yang sambung dengan pusar ( ari ari ). 2. Masyimah pembungkus bayi ( uterus ).

Adapun hukumnya sebagai berikut :

1. Masyimah ( ari ari ) sunah dikuburkan jika bayinya tidak mati seketika pada waktu pemotongan. Dan jika bayinya mati seketika pada saat pemotongan atau lahir sudah dalam keaadaan mati, maka hukumnya sama dengan bayinya. ( Wajib dikuburkan dll. )

2. Mengenai masyimah ( uterus ) tidak ada kewajiban apapun.

Referensi :

1. Al Jamal ‘Alal Manhaj juz 2 hal. 190

2. Al Bujairomi ‘Alal Khothib juz 1 hal. 310

3. Al Bajuri juz 1 hal. 310

4. Nihayatul Muhtaj juz 2 hal. 494 – 495

5. Nihayatul Muhtaj juz 2 hal. 493 – 494

6. Al Bujairomi ‘Alal Khothib juz 2 hal. 247

1. حاشية الجمل ج:2 ص 190 دار الفكر

{فرع} آخر هل المشيمة جزء من اللأم ام من المولود حتى إذا مات أحدهما عقب انفصالها كان له حكم الجزء المنفصل من الميت فيجب دفنها ولو وجدت وحدها وجب تجهيزها والصلاة عليها كبقية الأجزاء اولا لأنها لاتعد من أجزاء واحد منهما خصوصا المولود فيه نظر فليتأمل اهـ س م على المنهج وأقول الظاهر أنه لا يجب فيها شيئ اهـ ع ش على م ر وعبارة البرماوى أما المشيمة المسماة بالخلاص فكالجزء لأنها تقطع من الولد فهى جزء منه وأما المشيمة التى فيها الولد فليست جزأ من الأم ولا من الولد انتهت .

2. بجيرمى على الخطيب ج:1 ص :310 دار الفكر

والمشيمة الخارجة مع الولد طاهرة وهل هى جزء من الأم او من الولد ويترتب عليه إذا مات أحدهما يجب دفنها معه وتصح الصلاة عليها وغسلها وتكفينها ومواراتها فيه نظر اهـ رحمانى

نهاية المحتاج ج:2 ص: 493_494 دار الفكر

{فرع} كما فى الجمل

3. نهاية المحتاج ج :2 ص: 494-495 دار الفكر

ويسن دفن ما انفصل من حى لم يمت حالا او ممن شك فى موته كيد سارق وظفر وشعر وعلقة ودم نحو فصد إكراما لصاحبها اهـ .

4. بجيرمى على الخطيب ج :2 ص :247 دار الفكر

ولو وجد جزء ميت مسلم غير شهيد صلى عليه بعد غسله وستر بحرفة ودفن كالميت الحاضر وإن كان الجزء ظفرا او شعرا اهـ

Untuk menyalakan lilin dan menaburkan bunga hukumnya tidak boleh. Kecuali ada tujuan yang dibenarkan syara’. Dan mengenai menaburkan bunga pada masyimah yang tersambung dengan pusar hukumnya sunnah. Jika bayinya mati seketika pada saat pemotongan atau lahir dalam keadaan mati.

Referensi :

1. Assyarwani juz 3 hal. 188

2. Nihayatul Muhtaj juz 3 hal. 23 – 24

3. Tuhfatul Muhtaj juz 3 hal. 197

4. Ahkamul Fuqoha’ juz 1 hal. 79

1. تحفة المحتاج ج :3 ص :188 دار الفكر

{ويكره اللغط فى الجنازة وإتباعها بنار} بمجمرة اوغيرها إجماعا لأنه تفاؤل قبيح ومن ثم قيل بحرمته وكذا عند القبر نعم الوقود عندها المحتاج اليه لا بأس به كما هو ظاهر ويؤيده مامر من التجمير عند الغسل اهـ

2. نهاية المحتاج ج :3 ص :23-24 دار الفكر

{ويكره اللغط فى الجنازة وإتباعها بنار} فى مجمرة او غيرها لخبر لا تتبعوا الجنازة بصوت ولا نار ولأنه يتفاؤل بذلك فأل السوء الى أن قال .... نعم لو احتيج الى الدفن ليلا فى الليالى المظلمة فالظاهر أنه لايكره حمل السراج والشمعة ونحوهما ولاسيما حالة الدفن لأجل إحسان الدفن وإحكامه {قوله ويكره إتباعها بنار} ظاهره ولو كافرا ولا مانع منه لأن العلة موجودة فيه اهـ .

3. تحفة المحتاج ج :3 ص :197 دار الفكر

{فرع} يسن وضع جريدة خضراء على القبر للاتباع وسنده صحيح ولأنه يخفف عنه ببركة تسبيحها إذ هو اكمل من تسبيح اليابسة لما فى تلك من نوع حياة وقيس بها ما اعتيد من طرح الريحان ونحوه .

4. Saat ini banyak sekali orang yang mengadakan transaksi jual beli lewat udara. Semisal A membeli barangnya si B lewat telepon atau surat. Setelah ada kesepakatan jual beli antara A dan B, lantas A mengirimkan uang kepada B. Sedangkan B mengirimkan barang yang dijualnya kepada A. Pengiriman uang dan barang bisa menggunakan jasa pos giro atau jasa lainnya.

Pertanyaan :

Bagaimana hukumnya transaksi jual beli seperti di atas ?

Pon. Pes. Mahir Ar Riyadl

Ringinagung Pare Kediri

Jawaban :

Transaksi tersebut hukumnya sah. Baik dengan bai’ ba’da ru’yatil mabi’ (pembeli pernah melihat barang yang dijual) atau akad salam ( pesanan ) atau bai’ fidz dzimah yang sudah memenuhi syarat dan ketentuan masing masing.

Referensi :

1. Al Bujairomi ‘Alal Khothib juz 3 hal. 10

2. Al Jamal ‘Alal Manhaj juz 3 hal. 26 ( Darul Fikr )

3. Hamisy Al Jamal juz 3 hal. 40 ( Darul Fikr )

4. Al Bajuri juz 1 hal. 341 – 342

1. بجيرمى على الخطيب ج :3 ص :10 دار الفكر

الثانى أن يتلفظ بحيث يسمعه من بقربه وان لم يسمعه صاحبه بأن بلغ ذلك فورا او حملته الريح اليه فقبل الى أن قال .... قوله بحيث يسمعه من بقربه فلو لم يسمعه من بقربه لم يصح البيع وان سمعه صاحبه لحدة سمعه لأن لفظه كلا لفظ وان توقف فيه بعضهم ع ش ا ط ف اهـ .

2. هامس الباجورى ج :1 ص :341-342 طه فوترا

والثانى من الأشياء بيع شيئ موصوف فى الذمة ويسمى هذا بالسلم فجائز إذا وجد فيه الصفة على ما وصف به من صفات السلم الآتية فى فصل السلم والثالث بيع عين غائبة لم تشاهد للمتعاقدين الى أن قال وقد يشعر قوله لم تشاهد بأنها ان شوهدت ثم غابت عند العقد أنه يجوز ولكن محل هذا فى عين لاتتغير غالبا فى المدة المتخللة بين رؤية المبيع والشراء اهـ .

3. حاشية الشروانى ج :4 ص :222 دار الفكر

{قوله والكتابة الخ} ومثلها السلك المحدث فى هذه الأزمنة فالعقد به كناية فيما يظهر

4. حاشية الجمل على المنهج الجزء الثالث ص : 26 دار الفكر

وأن يتلفظ بحيث يسمعه من بقربه وإن لم يسمعه صاحبه وبقاء الأهلية إلى وجود الشق الآخر الى أن قال ..... ( قوله وإن لم يسمعمه صاحبه ) وعليه فلو خاطبه بلفظ البيع وجهر به بحيث يسمعه من بقربه ولم يسمعه صاحبه وقبل اتفاقا أو بلغه غيره صح الى أن قال ..... وأما السكوت الطويل فلا يضر كما صرح به ع ش وقد سبق للمحشى ما يصرح بأن اشتراط عدم تخلل الكلام الأجنبى من الموجب أن يكون القبول معتبرا فيه الفورية يخلاف ما إذا أوجب لغائب وحينئذ فالإيجاب لغائب لفظا كالإيجاب له كتابة.

5. هامش حاشية الجمل على المنهج الجزء الثالث ص : 40 دار الفكر

( و ) تكفى ( رؤية قبل عقد فيما لا يغلب تغيره إلى وقته ) اى العقد وذلك بأن يغلب عدم تغيره كأرض وإناء وحديد أو يحتمل التغير وعدمه سواء كحيوان نظرا للغالب فى الأولى والأصل بقاء المرئى بحاله فى الثانية يخلاف ما يغلب تغيره كأطعمة يسرع فسادها نظرا للغالب ويشترط كونه ذاكرا للأوصاف عند العقد كما قاله الماوردى وغيره.

5. Telah kita ketahui bersama tentang popularitas seorang artis yang tidak sedikit membintangi layar perak atau layar kaca ( sinetron ). Dan menelorkan beberapa album yang diluncurkan. Untuk mengenang kepopuleran artis tersebut yang telah mati, ada seorang penyanyi menggubah lagu khusus untuk almarhum. Begitu pula film, sinetron dan kasetnya sering diputar.

Pertanyaan :

a. Adakah pengaruh kepada almarhum tentang pemutaran film atau kasetnya ?

b. Bagaimana tinjauan hukum memutar kaset atau filmnya, mengingat ada hadits yang berbunyi : اذكروا محاسن موتاكم ?

c. Bagaimana pula pengaruh penyanyi kepada almarhum yang mempunyai maksud mengenang popularitasnya ?

Jawaban :

a. Ada pengaruhnya kepada almarhum, kalau memang pemutaran film dan kasetnya tersebut menimbulkan pengaruh kepada orang lain. ( Baik pengaruh yang positif atau negatif ).

Referensi :

1. Faidlul qodir juz 6 hal. 120

2. Hasyiyah Asshowi juz 3 hal. 319

3. Dalilul Falihin juz 1 hal. 443 – 444

1. فيض القدير ج :6 ص :120 دار الفكر

{تنبيه} قال الطيبى المأمور والمنهى بهذا الأمر ان كان من الصالحين فكما أن ذكرهم محاسن الموتى يؤثر فذكرهم مساويهم ذلك فإنهم شهداء الله فى الأرض اهـ .

b. Memutar kaset atau filmnya almarhum hukumnya :

1. Sunnah jika isinya hal hal yang baik. Kecuali ada kemaslahatan, seperti agar orang lain tidak terbujuk terhadap tanda tanda lainnya. Padahal sewaktu hidupnya ia dikenal ahli bid’ah.

2. Tidak diperbolehkan jika isinya hal hal yang jelek. Kecuali ada kemaslahatan, seperti agar orang lain menjauhi atau tidak meniru perbuatannya.

Referensi :

1. Al Jamal ‘Alal Manhaj juz 2 hal. 148

2. Al Adzkar hal. 141

3. Sab’atu Kutubin Mufidah hal. 156

4. Al Ihya’ Ulumuddin juz 3 hal. 150 – 151

1. حاشية الجمل ج :2 ص :148 دار الفكر

فإن رأى خيرا سن ذكره الى أن قال او ضده حرم ذكره لأنه غيبة وللخبر السابق إلا لمصلحة كبدعة ظاهرة فيذكره لينزجر الناس عنه {قوله فإن رأى خيرا سن ذكره} هذا واضح إذا كان معروفا بالخير فإذا كان ممعروفا بالفسق لم يذكره فقوله إلا لمصلحة راجع للصورتين كذا قرر شيخنا ز ى ولا يخفى أن الشارح لا يساعد عليه اهـ ح ل

2. الأذكار للنووى ص :141 شركة المعارف باندوع

ثم إن جماهير أصحابنا أطلقوا المسئلة كما ذكرته وقال ابو الخير اليمنى صاحب البيان منهم لو كان الميت مبتدعا مظهرا للبدعة ورأى الغاسل منه ما يكرهه فالذى يقتضيه القياس ان يتحدث به فى الناس ليكون ذلك زجرا للناس عن البدعة اهـ .

3. سبعة كتب مفيدة ص :156

ويستحب الثناء على الأموات بذكر محاسنهم ويجب الكف عن مساويهم ويجوز سب اموات الكفار ولذا قص الله سبحانه علينا أخبارهم ولا يجوز سب أموات المسلمين إلا ان يكون مبتدعا معلنا ببدعته او فاسقا مجاهرا بحيث تجوز غيبته لو كان حيا فيجوز ذكره بما أعلنه فقط دون غيره مما يكره ذكره به وهذا أيضا إذا كان فيه مصلحة دينية كالتحذير من حاله والتنفير من الاقتداء به اهـ .

c. Berpengaruh baik apabila isi gubahan lagu tersebut baik. Seperti mendo’akan atau menuturkan perilakunya yang baik dan tidak ada unsur niyahah ( nyambat nyambat / meratapi ). Apabila ada unsur niyahah maka ditafsil :

1. Bila si mayit tidak mewasiatkan, maka tidak berpengaruh.

2. Bila si mayit mewasiatkan, maka akan berpengaruh tidak baik.

Referensi :

1. Al Bujairomi ‘Alal Manhaj juz 1 hal. 502

2. Assyarwani juz 3 hal. 180

3. Al Qolyubi juz 1 hal. 343 – 344

1. بجيرمى على المنهج ج : 1 ص :502 دار الفكر

ولا بأس بالرثاء بالقصائد كقول السيدة فاطمة بنته رضى الله عنها الى أن قال .... ومحل ذلك ما لم يشتمل على تجديد حزن او تأسف او مجاوزة حد ولا يعذب الميت إلا بما اوصى به من ذلك اهـ .

2. حاشية الشروانى ج :3 ص :180 دار الفكر

ويكره رثى الميت بذكر مآثره وفضائله للنهى عن المرائى والأولى الاستغفار له ويظهر حمل النهى عن ذلك على ما يظهر فيه تبرم او على فعله مع الاجتماع له او على الإكثار منه او على ما يجدد الحزن دون ما عدا ذلك اهـ .

وكذا فى قلبوبى ج :1 ص :343 – 344 دار الفكر

6. Untuk menarik simpati pemirsa, beberapa perusahaan layar kaca / TV mencoba bersaing dengan meningkatkan mutu siarannya. Misal dengan menayangkan drama yang alur ceritanya diambil dari isi kandungan Al-Qur'an seperti kisah Nabi Nuh.

Pertanyaan :

a. Bagaimana hukumnya menayangkan kisah Nabi seperti di atas ?

b. Apakah mendapatkan pahala kalau diniyati ta'lim ?

Pon. Pes. Mahir Ar Riyadl

Ringinagung Pare Kediri

Jawaban :

a. Tidak boleh kecuali apabila :

1. Tetap menjaga kehormatan dan martabat Nabi.

2. Tidak ada unsur kadzib dan istihza'.

3. Tidak ada kasyful uyub.

4. Tidak ada kesan melecehkan atau meremehkan.

Referensi :

1. Is'adurrofiq II / 122

2. Fatawi kubro IV / 236

3. Is'adurrofiq I / 61.

1. اسعاد الرفيق الجزء الثانى ص : 122

[ و ] منها { محاكاة المؤمن } بقول أو فعل أو إشارة أو إيماء اذا كان فعل ذلك { استهزاء به } وقد مرّ أنه من الغيـبة ، وانما أفرده بالذكر للتّـنبـيه على المبالغة فى الزجر عنه واقتداء بالقرآن فانه بعد أن ذكر الغيبة ذكره. قال تعالى- يَاأيـُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَ يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ- الآية. قال القرطبى فىتفسـير قوله تعالى- بئـس الاسم الفسوق بعد الإيـمان - من لقب أخاه وسخر به فهو فاسق ، والسخرية الاستحقار والاستهانة والتـنبيه علىالعيوب والنقائص بوجه يضحك منه ، وقد تكون بالضحك على كلامه اذاتخبط فيه وغلط أو علىصنعته أو قبح صورته.

b. Dengan mengacu pada jawaban bagian a, maka masalah mendapat pahala atau tidaknya tergantung pada niatnya.

Referensi

1. I'anatuttholibin III / 273. cetakan Darul Fiqr 1993 .

1. اعانة الطالبين الجزء الثالث ص : 273 دار الفكر

قوله : ويسن أن ينوي بالنكاح السـنة } أىاتـباعها. وقوله وصون دِينه : أى وينوي حفظ دينه ، أى والنسل الصالح ، وتكثير اتباع النبى­صلىاعليه وسلم { قوله : وانما يثاب الخ } هذا يغنى عنه قوله ويسن أن ينوي الخ ، فالمناسب والأخصر أن يجعله تعليلا لما قبله بأن يقول لأنه إنما يثاب عليه بالنية. وفىفتح الجواد : الاقتصار على قوله وإنما يثاب الخ وعدم ذكر قوله ويسن الخ ، وهو ظاهر. وإنما لم يُثب عليه ، أى النكاح ، إلا بما ذكر لأت أصله الإباحة ، كما مر ، والمباح ينقلب طاعة بالنية

7. Berulangkali muncul keributan akibat pengoperasian kendaraan yang tidak mempunyai izin trayek, juga penyerobotan jalur/line dan pengoperasian kendaraan diluar jam yang dijadwalkan.

Pertanyaan :

Bagaimanakah hukum mengoperasikan kendaraan atau menumpang kendaraan tsb. ?

Penpes Al Maruf

Bandungsari Grobogan

Jawaban :

Pengoperasian angkutan yang tidak memiliki izin trayek, hukumnya haram apabila peraturan itu dibuat benar-benar untuk kemaslahatan yang bersifat umum.

Referensi :

1. Bughyatul mustarsyidin hal 91.

2. Al-Ahkamus Sulthoniyyah hal 188.

1. بغية المسترشدين ص : 91

وعبارته : {مسئلة ك} يجب امتثال أمرالامام فى كل ماله فيه ولاية كدفع زكاةالمال الظاهر فان لم تكن له فيه ولاية وهو من الحقوق الواجبة أوالمندوبةجازالدفع إليه والاستقلال بصرفه فى مصارفه وإن كان المأموربه مباحا أومكروها أوحراما لم يجب امتثال امره فيه كماقال م روترددفيه فىالتحفةثم مال إلىالوجوب فىكل ماامربه الإمام ولومحرمالكن ظاهرافقط وما عداه إن كان فيه مصلحةعامةوجب ظاهراوباطناوإلافظاهرافقط أيضاوالعبرةفىالمندوب والمباح بعقيدةالمأمورومعنىقولهم ظاهراأنه لايأثم بعدم الامتثال ومعنىباطناأنه يأثم اهـ قلت وقال ش ق والحاصل أنه تجب طاعةالامام فيماامربه ظاهرا وباطنامماليس بحرام أومكروه فالواجب يتأكد والمندوب يجب وكذاالمباح إن كان فيه مصلحة كـترك شرب التنباك إذا قلنا بكراهيته لأن فيه خسةبذوىالهيئات وقدوقع أن السلطان أمرنائبه بأن ينادىبعدم شرب الناس له فىالأسواق والقهاوى فخالفوه وشربوافهم العصاةويحرم شربه الآن امتثالالأمره ولوأمرالإمام بشىءثم رجع ولوقبل التلبس به لم يسقط الوجوب

Adapun naik angkutan tersebut, hukumnya haram sebab termasuk membantu adanya ma'shiyat atau berarti diam atas perkara munkar.

Refernsi :

1. Is'adurrofiq II / 127.

2. Is'adurrofiq II / 134.

1. اسعاد الرفيق الجزء الثانى ص : 127

و} منها {الاعانةعلىالمعصية} أى على معصيةمن معاصى الله بقول أوفعل أوغيره ثم ان كان المعصية كبيرة كانت الاعانة عليها كذلك كما فىالزواجر. قال فيها وذكرىلهذين أىالرضا بها والاعانة عليها بأىنوع كان ظاهرمعلوم مما سيأتى فى الامر بالمعروف والنهىعن المنكر


1 Latar Belakang Mas’alah

8. Sebuah desa mempunyai tanggungan hutang kepada Dati II. Dan kades sebagai penanggung jawab hutang tersebut mengatasnamakan dirinya sebagai ghorim. Dengan nama ghorim tersebut, dia mengumpulkan atau meminta zakat dari masyarakat. Setelah zakat terkumpulkan, dia menjualnya untuk membayar hutang tersebut.

Pertanyaan :

a. Bisakah kades digolongkan tersebut sebagai ghorim ?

b. Bagaimana hukumnya tindakan kades tersebut ?

Pon. Pes. Mambaul Maarif

Denanyar Jombang

Rumusan Jawaban :

a & b. Kades tersebut tidak bisa dikatakan sebagai ghorim dan tindakannya salah karena yang bersangkutan belum hutang. Kecuali apabila Kades tersebut benar-benar telah hutang yang memenuhi persyaratan sebagai ghorim misalnya hutang untuk menanggung (dhoman) yang memenuhi syarat dan sudah waktunya membayar, maka Kades tersebut termasuk ghorim dan bisa dibenarkan tindakannya.

Keterangan dari kitab : 1. Bughyatul mustarsyidin hal 105.

2. Nihayatuzzein hal 180.

3. I'anatuttholibin II / 191.

4. Hawasyil Madaniyah I / 161.

والغارمون وهم من استدان لغير

1 بغية المسترشدين ص : 105 دار الفكر

والغارمون وهم من استدان لغير معصية أو لها كأجرة بغى أو ضيافة وصدقة وإسراف فى النفقة من غير أن يرجو له وفاء إن تاب وظن صدقه فيعطى كل الدين بحيث لو قضاه من ماله صار مسكينا وإلا فالفاضل عما لا يخرجه إلى المسكنة أو استدان لإصلاح بين اثنين أو قبيلتين فى مال أو دم وإن عرف من هو عليه فيعطى مع الغنى لكن بعد الاستدانة ومع بقاء الدين لا إن قضاه من ماله ويصدق الغارم ولو بإخبار الدائن أو عدل رواية لا مطلقا.


9. Di dalam mencari lahan bisnis baru, banyak masyarakat yang mengembangkan usahanya untuk menunjang pemasukan ekonomi. Seperti beternak ulat yang telurnya untuk makanan burung atau beternak cacing yang anak anaknya untuk makanan ikan dan memancing.

Pertanyaan :

Apakah hal hal di atas bisa dikatakan muntafaan bihi ( ada manfaat menurut fiqh ) sehingga boleh diperjual belikan ? jika tidak bagaimana jalan keluarnya ?

Pon. Pes. Lirboyo

Lirboyo Kota Kediri

Rumusan Jawaban :

Referensi :

2 Latar Belakang Mas’alah

Seorang pengurus dari sebuah yayasan / lembaga belanja untuk kebutuhan lembaganya. Yang karena belanjanya banyak sekali, sehingga mendapat kupon. Dan setelah diundi, mendapatkan hadiah langsung. Juga seorang pegawai sebuah instansi belanja untuk kebutuhan instansinya. Karena belanjanya banyak, maka mendapat komisi.

Pertanyaan :

Siapakah yang berhak memiliki hadiah tersebut ? Baik melalui undian atau langsung. Juga siapakah yang berhak memiliki komisi dari suatu transaksi ?

Rumusan Jawaban :

Yang berhak memiliki hadiah, baik melalui undian atau langsung, ditafsil :

a. Jika penjual mempunyai maksud untuk memberikan hadiah tersebut kepada salah satu dari yayasan / lembaga atau pembeli, atau kedua duanya, maka hadiah tersebut milik orang yang dimaksud oleh penjual.

b. Jika penjual tidak mempunyai maksud memberikan kepada salah satunya, maka yang berhak memiliki hadiah tersebut dikembalikan pada urf gholib.

Referensi :

1. Al Jamal ‘Alal Manhaj juz 3 hal. 601 ( Darul Fikr )

2. Tanwirul Qulub hal. 281

3. Al Qolyubi juz 3 hal. 114

4. Hamisy Asybah Wannadzo’ir hal. 177

5. Al Bujairomi ‘Alal Manhaj juz 2 hal. 442

6. I’anatuth Tholibin juz 3 hal. 155

1. حاشية الجمل على المنهج الجزء الثالث ص : 601 دار الفكر

( فرع ) الهدايا المحمولة عند الختان ملك للأب وقال جمع للابن فعليه يلزم الأب قبولها أى حيث لا محذور كما هو ظاهر ومنه أن يقصد التقرب للأب وهو نحو قاض فلا يجوز له القبول كما بحثه شارح وهو متجه ومحل الخلاف إذا أطلق المهدى فلم يقصد واحدا منهما وإلا فهى لمن قصده اتفاقا ويجرى ذلك فيما يعطاه خادم الصوفية فهو له فقط عند الإطلاق أو قصده ولهم عند قصدهم وله ولهم عند قصدهما أى ويكون له النصف فيما يظهر أخذا مما يأتى فى الوصية لزيد الكاتب والفقراء مثلا وقضية ذلك أن ما اعتيد فى بعض النواحى من وضع طاسة بين يدى صاحب الفرح ليضع الناس فيها دراهم ثم يقسم على الحالق أو الخاتن ونحوه يجرى فيه ذلك التفصيل فإن قصد ذلك وحده أو مع نظرائه المعاونين له عمل بالقصد وإن أطلق كان ملكا لصاحب الفرح يعطيه لمن يشاء وبهذا يعلم أنه لا نظر هنا للعرف أما مع قصد خلافه فواضح وأما مع الإطلاق فلأن حمله على ما ذكر من الأب والخادم وصاحب الفرح نظرا للغالب أن كلا من هؤلاء هو المقصود هو عرف الشرع فيقدم على العرف المخالف له بخلاف ما ليس للشرع فيه عرف فإنه تحكم فيه العادة ومن ثم لو نذر لولى ميت بمال فإن قصد أنه يملكه لغا وإن أطلق فإن كان على قبره ما يحتاج للصرف فى مصالحه صرف لها وإلا بأن كان عنده قوم اعتيد قصدهم بالنذر للولى صرف لهم.

2 حاشية القليوبى الجزء الثالث ص : 114 دار إحياء الكتب العربية

( فرع ) جرت العادة لذوى الأفراح بحمل الهدايا إليهم ووضع نحو طاسة لوضع الدراهم فيها وإعطاء خادم الصوفية الدراهم ونحوها وحكم ذلك أن الملك لمن قصده الدافع من صاحب الفرح أو ابنه أو المزين مثلا أو الخادم أو الصوفية انفرادا وشركة وإلا فلآخذه لأنه المقصود عرفا أو عادة ومثل ذلك ما لو نذر شيئا لولى ميت فإن قصد تمليكه لغا أو تمليك خدمته مثلا فلهم وإلا صرف فى مصالح قبره إن كان وإلا فلمن جرت العادة بقصدهم عنده. اهـ

10. Pada musim haji tahun ini jama'ah haji Indonesia terkena peraturan kuota haji, sehingga banyak jama'ah yang tidak bisa berangkat karena waiting list.

Pertanyaan :

i. Bagaimanakah hukumnya membuat peraturan pembatasan jumlah jama'ah ?

ii. Bagi jama'ah yang terkena waiting list dan tahun berikutnya udzur, apakah masih kena kewajiban haji (istitho'ah) ?

( PP. LIRBOYO BARAT KEDIRI ).

Keputusan :

a. Boleh bahkan wajib bila ada maslahah.

Keterangan dari kitab : 1. Al - Ahkamus Shulthoniyah Hal 108 - 110.

2. Hamisy Al Idhoh hal 248.

3. Jamal alal Manhaj III / 569.

وعبارته :

فصل فى ولاية الحج

وهذه الولاية ضربان : أحدهما : أن تكون على تسيـير الحجيج. والثانى : على إقامة الحج. فأما تسيـير الحجيج فهو ولاية سياسية, وزعامة تدبـير. والشروط المعتبرة فى المولى أن يكون مطاعا , ذا رأى , وشجاعة , و هيبة , و هداية والذى عليه من حقوق هذه الولاية عشرة أشياء :

أحدهما : جمع الناس فى مسيرهم ونزولهم حتىلايـتفرقوا ؛ فيخاف عليهم النوى(1) والتغرير.

الثانى : ترتـيبهم فىالمسير والنزول ؛ بإعطاء كل طائفة منهم مقادا (2), حتى يعرف كل قوم منهم مقاده إذا سار , ويألف مكانه إذا نزل , فلا يتنازعون فيه ولا يضلّون عنه.

الثالث : أن يرفق بهم فىالسير حتىلا يعجز عنه ضعيفهم , ولا يضل عنه منقطعهم. روى عن النبى صلىالله عليه وسلم أنه قال : { المضعف أمير الرفقة (3)} يريد من ضعفت دابته كان على القوم أن يسيروا بسيره . ( الأحكام السلطانية 108-110 )

b. Tidak wajib qodlo' , karena belum tamakkun / belum istitho'ah kecuali bilamana sebelumnya sudah pernah istitho'ah, maka mereka wajib qodlo', karena istitho'ah tersebut.

Keterangan dari kitab : 1. Hasyiyahtu bni Hajar ‘alal Idhoh hal 48.

وعبارته : لو حبس أهل بلد عن الحج أول ما وجب عليهم لم يستقر وجوبه عليهم أو واحد منهم فهل يستقر عليه قولان أصحهما لا. اهـ وبقولهم فىمحصر لم يستقر عليه الفرض تعتبر إستطاعته بعد زوال الحصر وهو يشمل الحصر الخاص وغيره .