Kamis, 20 Januari 2011

Refleksi

مَنْ فَاتَهُ الصَّرْفُ فَذَاكَ الْخَرَسُ * وَفَـهْمُهُ فِى كُلِّ عِلْمٍ مُفْلِسُ

وَقَدْرُهُ بَيْنَ الْوَرَى مَوْضُـوْعُ * وَإِنْ يُنَاظِر فَهُوَ الْـمَقْطُوْعُ

لاَ يُهْتَدَى لِـحِكْمَةٍ فِى الذِّكْرِ * وَمَا لَهُ مَنْ غَامَضَ مِنْ فِـكْرِ

“Orang yang tidak menguasai ilmu shorof, maka ia bisu

Kefahamannya dalam setiap ilmu kerugian

Kemampuannya diantara makhluk nganggur

Kalau berdebat akan kalah

Ucapannya tidak diambil sebagai hikmah

Tidak ada orang yang mau berguru kepadanya”

“Kalau kalian berlayar tanpa biduk, mustahil sampai ketepian”

“kalau kalian punya senjata mustahil dapat kalian gunakan semestinya tanpa kau ketahui anak kuncinya”

“Kalau kalian susuri lorong-lorong gelap mustahil tak tersesat kalau tanpa lentera”

“kalau kalian hendak berlaga tanpa senjata itu bahaya”

“mustahil pula kalian rasakan nikmat-lezatnya buah-buahan bila langsung kau telan apalagi kalian campakkan, seperti mustahilnya keinginan kalian mendekap sang mawar tanpa mau terkena durinya”

“kalau kalian dirikan rumah, mustahil bisa tegak tanpa SOKO GURU yang menyanggah” (e-book: Nahwu Jurmiyah, Abdullah Hasan) ([1])

Dan apakah kalimatmu bisa tegak tanpa illmu ini ? . . . wahai pencari ilmu!. . . kalimatmu tidak dianggap sah tanpa ilmu ini seperti sholatmu tidak dianggap sah tanpa menutup aurat. wahai pencari ilmu!. . . Bisakah kalian bernafas sempurna tanpa hidung ? . . . Nonsen, itu tidak mungkin. Dan inilah hidung ilmumu, tanpa ini nafas ilmumu takkan sempurna, wahai pencari ilmu!. . . pernahkah kalian rasakan masakan tanpa garam ? . . . tentu tidak enak bukan!... yah, seperti itulah ilmumu tanpa ini, meski banyak namun tanpa rasa, apalagi cespleng, pasti tak akan, dijilatpun tak enak, apalagi ditelan, namun terserah kalian, kalianlah yang berhak menentukan, yang jelas aku bahagi jika kalian berhasil semua, dan aku berduka selaksa sesal jika kalian tak mendapat apa-apa . . .



[1] Dengan perubahan sedikit bahasa oleh penulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar